BERITA TERKAIT |
.jpg)
Ridwan Kamil Klaim Omaba Turunkan Angka Bayi Gizi Buruk
Rabu 07 September 2016, 07:26 WIB

Disdikbud Kabupaten Bandung Nilai Durasi Belajar Lama Belum Tentu Baik
Rabu 07 September 2016, 11:13 WIB

Pendidikan Karakter Dinilai Bukan Hanya Tanggung Jawab Sekolah
Rabu 07 September 2016, 11:24 WIB

Jadwal SIM Keliling Polres Bandung September 2016
Rabu 07 September 2016, 12:23 WIB


Aturan Baru Soal Pemain Afrika, Legenda Anggap Wajar, Tapi Pertanyakan Tujuannya
Kamis 15 Februari 2018, 08:37 WIB

Redaksi Oleh : Rifki Abdul Fahmi
Sumber Foto : PRFM
BANDUNG,(PRFM) - Jelang kompetisi Liga 1 yang rencananya akan bergulir pada Maret 2018 mendatang, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator liga, mengeluarkan regulasi baru perihal kuota pemain asing. Jika pada musim kompetisi sebelumnya PT LIB mengatur aturan bolehnya setiap klub merekrut pemain asing dengan status marquee player, maka di musim kompetisi ini PT LIB mengeluarkan aturan jika pemain asing yang berasal dari Benua Afrika, hanya boleh dari 5 negara saja, yakni Tunisia, Mesir, Kongo, Aljazair, dan Sudan. Selain itu, para pemaian tersebut pun harus bermain di kasta tertinggi sepak bola negara tersebut.
Namun, khusus untuk beberapa pemain Afrika yang sempat bermain di Eropa, seperti gelandang Persib Bandung Michael Essien yang pernah bermain untuk Chelsea, AC Milan, dan Real Madrid, tetap diperbolehkan bermain di liga Indonesia.
Atas regulasi ini legenda sepak bola nasional yang kini menjadi pengamat sepakbola nasional Supriyono Prima menilai wajar jika setiap tahun ada regulasi baru jelang kompetisi. Namun, dirinya turut mempertanyakan apa alasan dari regulasi ini.
"Wajar ya sebuah regulasi atau kebijakan baru itu, cuma harapan saya harus ada tujuan yang jelas, kenapa cuma 5 negara Afrika, apakah untuk nilai koefisien, harga mereka murah, atau seperti apa?" ungkapnya kepada PRFM, Rabu 14 Februari 2018.
Dengan tegas Supriyono menyentil PT LIB untuk memikirkan tata kelola liga. Pasalnya, dibanding mengurusi regulasi pemain asing, ada yang lebih penting untuk segera dibenahi, yakni tata kelola liga.
"Jadi jika hanya merubah kebijakan atau merubah regulasi hanya untuk kuota pemain asing, sedangkan tata kelola kompetisi saja ngga dibenerin, padahal disitu ada perangkat pertandingan, kemudian ada Komdis, itu kan satu paket dalam sepak bola. Harapan saya sih semua harus ada pembaharuan, harus ada perbaikan demi terciptanya tim nasional yang kuat, karena dengan tim nasional yang kuat harkat bangsa Indonesia itu bisa terangkat," tegasnya.
BERITA LAINNYA |

Usai Operasi, Sunarti Dianjurkan Konsumsi Nutrisi Cair Selama Dua Pekan
Senin 18 Februari 2019
Jawa Barat
.jpeg)
Tim Dokter RSHS Berhasil Perkecil Lambung Warga Obesitas Asal Karawang
Senin 18 Februari 2019
Jawa Barat