BERITA TERKAIT |

BNN Periksa 61 PNS di Kecamatan Coblong
Jumat 16 September 2016, 20:44 WIB

Ridwan Kamil Tantang Walikota Makasar Cetak Buku Braille
Jumat 16 September 2016, 21:09 WIB

250 Ribu Lebih Biopori di Kota Bandung Belum Diketahui Kondisinya
Jumat 16 September 2016, 21:57 WIB

GGMH : Kota Bandung Belum Komitmen Terhadap Pendidikan
Sabtu 17 September 2016, 09:59 WIB


Ini Penyebab Hujan Es di Kota Bandung
Rabu 19 April 2017, 19:30 WIB
Kota Bandung

Redaksi Oleh : Rizky Perdana
Sumber Foto : Pikiran Rakyat
BANDUNG, (PRFM) - Hujan deras disertai angin kencang menerpa Kota Bandung, Rabu (19/4/2017) sore. Bahkan di beberapa wilayah terpantau turun hujan es dengan intensitas berbeda-beda.
Analisis sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Bandung menyebut, hujan es di sebagian daerah Kota Bandung dipengaruhi oleh konvergensi atau daerah pertemuan angin yang terbentuk di Jawa Barat.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Klas I Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, berdasarkan citra satelit inframerah Himawari-8 pada jam 13.50 dan 14.00, terdapat tutupan awan konvektif (Comulonimbus) yang tebal dan meluas di atas wilayah Jawa Barat.
"Tinggi puncak awan Comulonimbus tersebut dapat mencapai ketinggian lebih dari 5.000 meter di atas permukaan bumi, yang melewati batas titik beku, dengan suhu puncak awan mencapai minus 44 derajat celcius. Dengan demikian, di beberapa tempat di Kota Bandung terjadi hujan es," tutur Tony seperti diinformasikan Pikiran Rakyat.
Kecepatan angin sejak pagi hingga siang terus bertambah, hingga mencapai puncaknya pada jam 14.00 dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Menurut Tony, dilihat dari data streamline angin pada ketinggian 3.000 kaki dan data pengamatan cuaca synoptik di Stasiun Geofisika Bandung, terlihat bahwa kondisi atmosfer cukup labil.
"Itu yang mendukung proses konektivitas yang tinggi di wilayah Jawa Barat dan khususnya di Kota Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh perbedaan suhu udara yang signifikan pada selang jam 7.00 hingga 10.00 sebesar 6,2 derajat celcius. Pada saat kejadian hujan lebat yang disertai petir serta es, terjadi peningkatan kecepatan angin jadi 40 kilometer per jam," imbuhnya.
Terlebih lagi, hal tersebut terjadi karena di Jawa Barat saat ini terjadi masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Saat pancaroba itu potensi terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir lebih tinggi, meski hanya dalam waktu yang singkat.
"Karena kondisi cuaca yang berubah-ubah dalam satu hari. Umumnya pagi cerah, tapi siangnya hujan singkat. Kondisi cuaca ini perlu diantisipasi, terutama untuk meminimalkan potensi pohon tumbang, dengan cara memangkas atau mengurangi pohon yang rimbun. Saluran air juga perlu dibersihkan," paparnya.
Saat dikonfirmasi mengenai foto yang beredar di media sosial terkait genangan es menyerupai salju, Tony menyatakan perlu dipastikan terlebih dahulu. "Coba di kroscek dulu, karena fotonya agak meragukan. Soalnya, hujan es di daerah tropis seperti Indonesia umumnya berbentuk butiran, seperti kelereng atau ukuran yang terbesarnya seperti bola bekel. Jadi tidak berbentuk gumpalan," tegasnya.
BERITA LAINNYA |

Tanggapi Masukan Nelayan, Presiden Perintahkan Menteri PUPR Segera Keruk Sungai
Selasa 24 April 2018